cover
Contact Name
-
Contact Email
redaksi.biomed@gmail.com
Phone
+6287859850400
Journal Mail Official
redaksi.biomed@gmail.com
Editorial Address
UNITRI PRESS UPT. Penerbitan & Jurnal Ilmiah Jl. Telaga Warna, Tlogomas Malang, Jawa Timur 65144
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Biomed Science
ISSN : 23385189     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Biomed Science : ISSN 2338-5189 (media cetak) , adalah jurnal peer-review yang menerbitkan artikel tentang praktik, teori, dan penelitian di semua bidang kesehatan dan kebidanan. Scope jurnal terdiri dari kebidanan,kesehatan,kesehatan masyarakat Setiap naskah yang diserahkan akan ditinjau oleh satu peer-reviewer menggunakan metode double blind review. Biomed Science diterbitkan oleh UNITRI PRESS Jurnal Biomed Science merupakan Jurnal Ilmiah Obstetri Gynekologi dan ilmu kesehatan yang memuat tulisan perancangan, pengumpulan, pengolahan dan analisis data, baik merupakan pemikiran konseptual maupun penerapannya. jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun yaitu bulan Juli dan Desember.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2018)" : 8 Documents clear
HUBUNGAN PERAH ASI DAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS PAMOTAN KABUPATEN MALANG Sripina Ulandari; Alfharia Kusuma Arista
Biomed Science Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perah ASI adalah ASI yang didapatkan dengan cara diperah dari payudara untukkemudian disimpan dan nantinyadiberikan pada bayi. Memerah bisa secara manual menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu pompa ASI atau bisa juga menggunakan alat bantu pompa ASI atau bisa juga menggunakan alat bantu pompa ASI atau bisa juga menggunakan keduanya secara bergantian tergantung kondisi. Teknik menyusui merupakan faktor yang penting posisi dan perlekatan bayi pada payudara ibu akan mengurangi kemungkinan terjadinya masalah. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Perah ASI dan Teknik Menyusui dengan Kejadian Bendungan ASI Pada Ibu Nifas di Puskesmas Pamotan. Peneltian ini menggunkan penelitian kuantitatif, jumlah sampel dalam penelitian ini adal 30 orang. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis statistik untuk mengetahui dan mengukur hubungan atau pengaruh dari variabel yang diteliti, untuk akurasi dalam proses analisis dan pengujian hipotesis maka analisis statistik penelitian ini menggunakan regresi linear berganda. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai thitung variabel(X1) Perah ASI, (X2) Teknik Menyusui , (Y) bendungan ASI pada ibu nifas yaitu 2,437 > t0,05(2.048), nilai thitung 2,437> t0,05, 2,048. Maka ada hubungan yang signifikan dengan kejadian bendungan ASI pada ibu nifas.Nilai Fhitungyaitu 58,088>nilai F0.05(3,340) membuktikan bahwa variabel bebas berpengaruh secara signifikan dengan kejadian bendungan ASI pada ibu nifas. Nilai R Squaresebesar 0,811 (81,1%).
HUBUNGAN POLA NUTRISI SOSIAL EKONOMI, PERSONAL HIGIENE DENGAN KEJADIAN INFEKSI PADA LUKA PERINEUM DI RSB PERMATA HATI DAMPIT Endah Kusumawati; Nisa'i Daramita Supriyono
Biomed Science Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia yang terjadi setelah melahirkan, ditandai dengan kenaikan suhu sampai 380C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan. Infeksi Perineum biasanya terjadi pada persalinan normal. Disebabkan kebersihan daerah perineum kurang terjaga Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pola nutrisi, Sosial Ekonomi dan Personal Hygiene Dengan Kejadian Infeksi Pada Luka Perinium di RSB Permata Hati Dampit. Metode penelitian yang digunakan metode kuantitatif, dengan pendekatancross sectional.Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik total sampling yaitu sampel yang digunakan dari seluruh popolasi Dari hasil analisis statistik diketahui bahwa pengaruh variabel Pola Nutrisi (X1) sebesar 2,091>Ttabel2,055 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variable Pola Nutrisi (X1) dengankejadian Infeksi Luka Perineum (Y). Sosial Ekonomi (X2) sebesar 2,333 >Ttabel 2,055 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variable Sosial Ekonomi (X2) dengan Kejadian Infeksi Luka Perineum (Y). Personal Hygiene (X3) sebesar 2,525 >Ttabel 2,055 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Personal Hygiene (X3) dengan kejadian Infeksi Luka Perineum (Y). Dilihat dari nilai regresi linear berganda R square sebesar 0,566 atau 56,6% dan 43,4% lainnya di pengaruhi oleh faktor lain.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HIV/AIDS, DUKUNGAN KELUARGA, DAN KUNJUNGAN ANC DENGAN KESEDIAAN IBU UNTUK MELAKUKAN TES PITC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KETAWANG, KABUPATEN MALANG Sayuti Sayuti; Prita Mulyarini
Biomed Science Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Provider – Initiated Testing and Counselling (PITC) adalah konseling dan tes HIV yang disarankan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan kepada seseorang yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan sebagai suatu komponen standart dari pelayanan medis (WHO, 2007). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang HIV/AIDS, dukungan keluarga, dan kunjungan ANC dengan kesediaan ibu hamil untuk melakukan tes PITC di wilayah kerja Puskesmas Ketawang, Kabupaten Malang. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 32 orang ibu hamil trimester I dan II. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Hasil analisa data membuktikan bahwa variabel Pengetahuan Ibu Hamil tentang HIV/AIDS (X1) dengan nilai thitung> ttable yaitu 3.287 > 1.701 artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel X1 dan Y, variabel X2 Dukungan Keluarga (X2) dengan nilai thitung> ttable 1.808 > 1.701 artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel X2 dan Y, dan variabel Kunjungan ANC dengan nilai thitung > ttable yaitu -1.840 > 1.701 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X3 dan Y. Tiga variabel yaitu pengetahuan ibu hamil tentang HIV/AIDS, dukungan keluarga dan kunjungan ANC berpengaruh secara statistik dengan kesediaan ibu untuk melakukan tes PITC yang dibuktikan dengan nilai Fhitung > Ftabel yaitu 7.353 > 2.946. Nilai Rsquare sebesar 0,447 artinya ketiga variabel yang diteliti yaitu pengetahuan ibu hamil tentang HIV/AIDS, dukungan keluarga, dan kunjungan ANC memiliki hubungan yang signifikan dengan kesediaan ibu untuk melakukan tes PITC sebesar 44,7%.
HUBUNGAN NUTRISI, USIA IBU WAKTU HAMIL DAN ASAP ROKOK DENGAN TERJADINYA BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT BAPTIS BATU Defi Kristina Sari; Donny Yunamawan
Biomed Science Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Salah satu faktor penyebab berat badan lahir rendah yaitu Nutrisi ibu kurang saat kehamilan, usia ibu terlalu muda < 20 tahun atau > 35 tahun dan terkena paparan asap rokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk hubungan Nutrisi, usia ibu dan paparan asap rokok dengan terjadinya berat badan lahir rendah di Rumah Sakit Baptis Batu. Desain penelitian mengunakan desain kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling sebanyak 25 orang. Teknik pengumpulan data dengan memberikan kuesioner. Metode analisa data yang di gunakan yaitu deskriptif dan regresi linear berganda menggunakan SPSS. Nilai thitung (3,661) > ttabel (2,060) dan nilai signifikasi sebesar (0,004) < (0,050) artinya ada hubungan yang signifikan antara Nutrisi dengan terjadinya berat badan lahir rendah. Nilai thitung (4,084) > ttabel (2,060) dan nilai signifikasi sebesar (0,001) < (0,050) artinya ada hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan terjadinya berat badan lahir rendah. Nilai thitung (4,241) > ttabel (2,060) dan nilai signifikasi sebesar (0,000) < (0,050) artinya ada hubungan yang signifikan antara paparan asap rokok dengan terjadinya berat badan lahir rendah. Nilai F hitung (4,473) > Ftabel (3,380) dan nilai signifikasi sebesar (0,003) < (0,050) artinya terdapat nutrisi (X1), usia ibu (X2) dan paparan asap rokok (X3) dengan terjadinya berat badan lahir rendah (Y). Nilai R Square (R2) membuktikan ada hubungan antara Nutrisi sedang, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun dan terkena paparan asap rokok cukup tinggi dengan terjadinya berat badan lahir rendah di Rumah Sakit Baptis Batu sebesar 74,9%, sedangkan 25,1% selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK ISTIQOMAH KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG Donna Dwinita Adelia; Fina Purwaningtyas
Biomed Science Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan motorik pada anak meliputi dua macam,yaitu perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus. Anak mengalami masa cemas pada usia taman kanak – kanak. Pada Masa ini anak mengalami perkembangan yang luar biasa baik pada otak maupun fisiknya, maka dari itu perlunya pengetahuan dan peran orang tua untuk menunjang perkembangan motorik pada anak usia 5 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan peran orang tua dengan perkembangan motorik kasar dan Motorik Halus pada anak usia 5 tahun Di TK Istiqomah Kelurahan Tlogomas Kota - Malang. Penelitianini menggunakan metode penelitian deskriptif koleratif, dengan pendekatan cross sectional, waktu pengumpulan data dilakukan bulan Mei 2018 sampai dengan bulan juni 2018 pada orang tua yang memiliki anak usia5 tahun. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 30 orang tua anak, dan sampel yang digunakan adalah Total sampling yaitu 30 orang tua anak. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan peran orang tua dengan perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada anak usia 5 tahun, hal tersebut dibuktikan bahwa nilai variabel Thitung (X1) sebesar (3,328) > Ttabel (2,042) dengan nilai signifikasi sebesar (0,004) dan nilai Thitung (X2) sebesar (3,975)> Ttabel (2,042) dengan nilai signifikasi sebesar (0,003) dan variabel Pengetahuan orang tua (Y1) sebesar (4,483) > Ttabel (2,042) dengan nilai signifikasi sebesar (0,001), dan nilai Thitung (Y2) sebesar (4,841) Ttabel >(2,042) dengan nilai signifikasi sebesar (0,002), dan ada Hubungan yang signifikan dari nilai Fhitung(Y1) sebesar (5,883) > Ftabel (3,320) dengan nilai signifikasi sebesar (0,002), dan nilai Fhitung(Y2) sebesar (6,614) > Ftabel (3,320) dengan nilai signifikasi sebesar (0,000), dan hasil penelitian membuktikan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan dan peran orang tua dengan perkembangan motorik kasar pada anak sebesar 55,9%, dan44,1% selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti, serta adanya hubungan tingkat pengetahuan orang tua dengan perkembangan motorik halus pada anak sebesar 65,4% sedangkan 34,6% selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti .
HUBUNGAN KEHAMILAN PERTAMA, DAN DUKUNGAN DENGAN KEJADIAN KALA IILAMA DI RUMAH SAKIT PERMATA HATI MALANG Yusnita Julyarni Akri; Suhartik -
Biomed Science Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Data Angka Kematian Ibu di Indonesia merupakan angka tertinggi di Asia Tenggara. Hal ini sangat jauh dari capaian target MDG’s yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Salah satu penyebab tingginya AKI di Indonesia adalah pada kematian ibu bersalin yang disebabkan oleh partus lama yaitu sebesar 4.74%. Primigravida adalah keadaan di mana seorang wanita mengalami masa kehamilan untuk pertama kalinya. Sedangkan untuk dukungan oleh suami, sangat berharga bagi seorang Ibu bersalin, dimana semua Ibu bersalin pasti mengharapkan adanya suami yang mendampinginya dalam proses persalinan. Dengan dukungan suami, diharapkan dapat memberikan dukungan suportif sekaligus menumbuhkan rasa nyaman pada ibu dibandingkan jika hanya didampingi oleh petugas kesehatan. Dengan adanya suami di samping ibu bersalin, diharapkan juga dapat menjadi jembatan antara ibu dan petugas kesehatan untuk mengkomunikasikan keinginan ibu pada saat proses persalinan berlangsung (Depkes RI, 2004).kala II adalah dimulai pada saat pembukaan lengkap sampai dengan lahirnya bayi. Pada primipara kala II normalnya tidak lebih dari 2 jam (nilai ttabel (2,052) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara DukunganSuami (X2) dengan Kejadian Kala II Lama (Y). Nilai f hitung sebesar 20,588> f table 3,35 artinya terdapat pengaruh yang signifikan variable Primigravida (X1) dan DukunganSuami (X2) dengan Kejadian Kala II Lama (Y),Nilai koefisien regresi sebesar 0,777 atau 77,7% membuktikan bahwa pengaruhPrimigravida dan DukunganSuami dengan Kejadian Kala II Lama adanyahubungandengansedangkan 61% lainya dipengaruhi oleh variable-variabel lainya yang tidak diteliti. Dilihat dari kedua hubungan variable independent (X) terhadap variable dependent (Y),dapat disimpulkan bahwa (XI) Primigravida lebih dominan terhadap Kejadian Kala II Lama (Y) yang dibuktikan dengan nilai t hitung 2,914>t table 2,052.
HUBUNGAN USIA IBU, JARAK KEHAMILAN DAN AKTIVITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT BAPTIS BATU Novi Budi Ningrum
Biomed Science Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Usia seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun beresiko tinggi untuk melahirkan. Jarak kehamilan adalah suatu pertimbangan untuk menentukan kehamilan yang pertama dengan kehamilan berikutnya. Jarak kehamilan sekurang-kurangnya 2 tahun, ibu dengan prioritas 1-3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata jarak kurang dari 2 tahun menunjukan proporsi kematian maternal lebih banyak. Pola aktivitas ibu adalah pekerjaan yang dilakukan ibu sehari-hari yang dapat mempengaruhi perkembangan kehamilanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada Hubungan Usia Ibu, Jarak Kehamilan dan Aktivitas Ibu dengan Kejadian Abortus di Rumah Sakit Baptis Batu. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Maret 2018. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mengalami abortus yang berjumlah 30 orang. Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Usia Ibu (X1) Nilai Thitung > Ttabel yaitu 3.912 >2.045, Jarak Kehamilan (X2) Nilai Thitung > Ttabel yaitu 3.010 > 2.045 dan Aktifitas Ibu (X3) Thitung > Ttabel yaitu 1.222 > 2.045 yang artinya ketiga variabel X tersebut memiliki hubungan dengan kejadian abortus. Adapun variabel yang paling dominan yang berpengaruh terhadap kejadian abortus adalah aktifitas Ibu (X3) yang memiliki nilai T hitung lebih besar daripada variabel usia dan jarak kehamilan. Nilai Rsquare dari variabel X1, X2 dan X3 yaitu sebesar 0.940 yang artinya Usia Ibu (X1), Jarak Kehamilan (X2), Aktifitas Ibu (X3) berpengaruh terhadap Kejadian Abortus (Y) sebesar 94% sedangkan 6% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
HUBUNGAN ANEMIA DAN PREEKLAMSI PADA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT BAPTIS BATU Titin Sutriyani; Vivin Yuni Astutik
Biomed Science Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyebab kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi berat badan lahir rendah (BBLR) Perempuan yang menderita anemia menyebabkan kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital bagi ibu dan janin berkurang serta akan berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah BBLR (kurang dari 2,5 kg).Pada kasus preeklampsi, tekanan darah yang meningkat menyebabkan perfusi uteroplacenta mengalami penurunan. Hal tersebut dapat menyebabkan sirkulasi darah ke janin menjadi menurun sehingga janin akan kekurangan oksigen dan nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Anemia dan Preeklamsi pada Kehamilan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Rumah Sakit Baptis Batu. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pedekatan cross sectional. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Anemia (X1) dan Pre-eklamsi (X2) dan variable dependen adalah resiko terjadinya berat badan lahir rendah (BBLR). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang lahir dari ibu yang anemia dan pre-eklamsi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang lahir dari ibu yang anemia dan pre-eklamsi. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli-Agustus dengan menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh diolah menggunakan regresi linier berganda. Hasil analisis data menunjukan bahwa dua variabel yang secara statistik berpengaruh secara nyata terhadap kejadian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yaitu Anemia dengan kejadian BBLR yang dibuktikan dengan nilai variabel X1 Anemia yaitu thitung >ttabel sebesar 2,137>2,052, dan terdapat hubungan yang signifikan antara Preeklamsi dengan kejadian BBLR yaitu thitung >ttabel sebesar 8,089>2,052. Nilai Rsquare sebesar 0,713artinya kedua variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) sebesar 71,3 %, sedangkan 28,7% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dilihat dari hubungan kedua variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dapat disimpulkan bahwa variabel X2 (Preeklamsi) lebih dominan dibandingkan dengan X1 (Anemia) terhadap Kejadian BBLR (Y).

Page 1 of 1 | Total Record : 8